Petani Jagung: Kami Sedang Panen, Tolong Jangan Impor

By Admin


nusakini.com-Lamongan-"Tolong jangan impor. Kami sedang panen dan jagung berlimpah" teriak beberapa petani jagung yang berdiri di pinggir lahan jagung seluas ratusan hektar yang sedang siap panen.

Di sinilah kami berdiri, di bumi Lamongan, tepatnya di Desa Mojorejo, Kecamatan Mojo, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur. Hari ini, Rabu (6/2), Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, melangkahkan kaki untuk meninjau langsung kegiatan panen jagung seluas hampir 500 hektar di desa tersebut. Panen jagung ini sendiri menandai panen raya yang akan dan sedang dilakukan di berbagai daerah sentra jagung di Indonesia, seperti Gorontalo, Lampung dan Sulawesi Selatan.

Lamongan merupakan penghasil jagung terbesar di Jawa Timur. Sementara, Jawa Timur sendiri merupakan provinsi penghasil jagung terbesar di Indonesia. Kemampuan produksi jagung petani Lamongan terbilang cukup tinggi, yakni berkisar 9-10 ton per hektar. Karena hasil kerja keras petani jagung di berbagai tempat di Indonesia, termasuk Lamonganlah, tidak heran dalam tiga tahun terakhir, Indonesia sudah tidak lagi menggantungkan diri pada jagung luar. 

Impor jagung untuk kebutuhan pakan ternak sejumlah 3,5 juta ton per tahun yang dulu rutin dilakukan, sejak 2017 tidak lagi terjadi. Indonesia tahun lalu bahkan sudah mengeskpor jagung untuk pakan ternak sejumlah lebih dari 300 ribu ton ke Philippina. Dan tahun ini, ekspor juga akan dilakukan. "Sungguh suatu serangan balik yang dahsyat dari para petani jagung, ' tegas Menteri Amran berapi-api dalam sambutannya.

Demi mendukung kerja-kerja petani jagung di Lamongan, Menteri Amran kembali memberikan bantuan. Selain menambah kuota bibit 2 kali lipat dibanding tahun sebelumnya, Kementerian Pertanian (Kementan) juga menghibahkan traktor roda-empat 10 buah dan mesin pengering jagung 20 buah.

Menyambut pemberian tambahan bantuan tersebut, Wakil Bupati Lamongan, Kartika Hidayati, terlihat begitu sumringah. Petanipun begitu antusias memyambut paket bantuan benih dan pupuk, beserta alat pertanian itu.

Wakil Ketua Komisi IV DPR RI, Viva Yoga Mauladi, dalam kesempatan panen ini mengakui bahwa keberhasilan produksi jagung di Indonesia adalah berkat kerja keras Menteri Pertanian beserta seluruh jajarannya, yang senantiasa memberikan dukungan dalam berbagai bentuk untuk petani jagung Lamongan, serta petani jagung lainnya di Indonesia.

Selain itu, dukungan kebijakan juga tentunya dibutuhkan petani. Terkait hal ini, Menteri Amran menjelaskan bahwa impor, jika perlu dilakukanpun, tetap mengacu pada prinsip kepentingan petani, serta peternak, yang notebene selalu memerlukan pasokan jagung untuk pakan ternak. 

Menanggapi persoalan impor, Wakil Bupati menghimbau agar impor tidak perlu dilakukan. "Tolong jangan impor. Kita ini bahkan sanggup untuk ekspor. Jawa Timur, termasuk Lamongan siap utk mendukung kebutuhan lokal serta siap ekspor. Jadi sangat tidak logis jika impor dilakukan," tandas Wakil Bupati.

Menteri Amran juga memiliki pemikiran yang sejalan. "Jika impor, maka yang diuntungkan petani negara lain. Nah jika membeli jagung lokal maka yg disejahterakan petani sendiri," tegasnya saat memberikan pengarahan di acara panen hari ini.

Apa yang dipaparkan Menteri Amran untuk memberikan dukungan terhadap petani memang telah dibuktikan, baik melalui pemberian bibit dan pupuk, peralatan dan sarana pertanian, bimbingan penyuluh, serta berbagai bentuk kebijakan lainnya.

Tidak kalah menariknya, dalam kesempatan ini, Menteri Amran yang dikenal spontan dan memiliki inisiatif tinggi, memfasilitasi langsung kesepakatan antara berbagai pihak untuk menjembatani kepentingan petani jagung Lamongan dan peternak di Kabupaten terdekat, yakni Blitar. Kesepakatan awal ini pada dasarnya mempertemukan petani jagung yang memiliki kebutuhan agar jagungnya terjual, dengan peternak yang memerlukan jagung untuk pakan ternak.

Uniknya, kesepakatan untuk bersinergi ini langsung dilakukan di tempat acara, ditandatangani di selembar kertas oleh perwakilan petani jagung, peternak, juga oleh pihak terkait lainnya seperti Pemerintah Kabupaten Lamongan, Bulog, dan dua direktur jendral dari Kementan. Sungguh suatu terobosan kebijakan yang rencananya nanti juga akan diterapkan di berbagai tempat di Indonesia.(tami)